Kasih sayang kedua orangtua adalah hal yang sangat kita butuhkan. Dari kasih sayang itu suntikan semangat muncul sebagai kekuatan kita untuk berjuang meraih impian di masa depan. Segala bentuk kesedihan hanyalah orangtua yang mampu ikhlas mendengar segala cerita kita dan diberinya nasehat-nasehat yang tentunya menjadikan kita lebih kuat menghadapi kehidupan ini. Bersyukurlah kalian dapat menatap wajah kedua orang tua setiap waktu. Bersyukurlah kalian dapat berbagi cerita dengan mereka, orang yang paling berjasa dalam hidup ini.
Pertama kali aku menginjakkan kaki di sekolah baru, aku merasa bahagia bertemu dengan teman-teman yang baru. Yang tentunya dengan sifat yang berbeda-beda, dengan latar belakang yang berbeda-pula pula tentunya. Disaat itu aku berkenalan dengan salah satu diantara mereka.
"Aku Diyan" Perempuan berambut panjang itu dengan suara lirih memperkenalkan dirinya pada ku.
Terlihat dia berasal dari orang yang berkecukupan. Smartphone serta tass bermerek yang dia bawa mampu menunjukkan identitass dirinya.
Sampai sekarang aku kenal dekat dengan nya. Bersama dua teman ku yang lain, kita sering pergi jajan bersama saat jam istirahat tiba. Sifat nya yang selalu ceria serta tawa yang selalu menghiassi bibir nya, nampak tak ada beban sedikitpun di hidupnya. Tak ada rasa aneh saat aku menghabiskan waktu dengannya. Semua biasa saja.
Hingga pada suatu hari, dia mengirim pesan pada ku lewat SMS.
"Dan kalo liat anak kecil asik-asikan sama ayah nya itu rasanya cuman pengen nangis."
Saat itu aku mulai merasa aneh. Pesan itu hanya aku baca kemudian aku tutup kembali. Jujur, aku bingung harus balas apa. Kemudian saat pagi hari disekolah aku bertanya tenatng penasan itu, dan jawabnya singkat "Enggak, cuma isenga aja. hahaha". Jawabannya sangat aneh.Aku mulai berfikir bahwa dia adalah anak yang pintar menutupi sesuatu.
Tak lama setelah aku merasakan keanehan itu, pulang sekolah dia menyempatkan ke rumah ku. Katanya, dia menunggu jemputan. Tak ku duga, lama kelamaan dia mulai bercerita pada ku tentang apa yang sedang dirasakannya.
"Aku nggak tau siapa papa ku" katanya sambil menundukkan kepala.
Kaget aku mendengarnya. Selama aku kenal dengannya, aku sering bermain di rumahnya dan aku selalu mendengar dia memanggil seorang lelaki dengan sebutan bapak.
"Dari kecil aku tinggal sama nenek, setauku dia adalah mamaku. Tapi, semua dugaan ku salah. belum lama ini aku diberitau bahwa wanita yang selama ini aku kenal sebagai kakakku adalah ibu ku." Sedikit cerita Diyan.
Dia pun melanjutkan ceritanya padaku. Ceritanya sangat rumit, permasalahan yang menimpanya sangat berat. Dia tidak tau siapa papa nya. Lelaki yang selalu dipanggilnya bapak itu adalah papa tirinya. Hingga kini dia terus mencari keberadaan papanya. Semua orang ditanyainya mengenai hal itu namun, semua tidak menjawab apapun.
Dia selalu berusaha melupakan hal ini naumn, semua diingatnya kembali saat dilihatnya bercandaan kecil oleh bapak dan kedua adik nya. Bermacam cara dilakukannya untuk mengetahui hal ini tapi hanya kemarahan mama nya yang didapatkan. Saat pikirannya sedang sangat buyar, dia mengaku sering menghabiskan waktunya dengan minum minuman keras di dalam kamarnay yang di kunci dari dalam. Aku hanya tercengang mendengar ceritanya itu. Ini sangat berbeda dengan apa yang ada dipikiranku. Aku selalu berfikir bahwa dia adalah anak yang berasal dari keluarga kaya dan penuh dengan kasih sayang.
"Banyak orang bilang sama aku kalo aku harusnya bersyukur punya keluarga kaya raya dan semua memperhatikanku. Selalu mengajakku liburan ke luar negri dan uang jajan ku lebih dari cukup. Tapi, ini semua nggak penting ! aku mau keluarga yang utuh juga rukun seperti yang lainnya." Cerita darinya yang penuh emosi.
Sebagai teman aku selalu berusaha membantu memecahkan permaslahannya itu namun, apa yang aku lakukan tak berpengaruh banyak dengan kehidupannya. Marahan selalu dia dapatkan dari ibunya, ditambah lagi perasaannya yang tak karuan.
"Mati aja kali ya" Kata-kata yang selalu diucapkannya pada ku saat dia merasa bahwa ini semua tidak adil baginya. Karna tekad nya yang kuat, dia tetap terus berusaha mencari keberadaan ayahnya.
"yang penting kemauan ku ini nggak bakal ilang" ucapnya diakhir cerita.
Senin, 29 Desember 2014
Home
» "yang penting kemauan ini nggak bakal ilang"
"yang penting kemauan ini nggak bakal ilang"
By Unknown
Posted at 21.02
No comments
About the Author
Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9
- Bukankah cobaan membuat kita lebih kuat ?
- Proses atau hasil akhir ?
- Dua fungsi
- Karna tidak ada yang tau kapan saat itu tiba
- Frontal aja
- Kepo dulu baru alay..
- Berawal dari asmara, dia ingin menjadi wirausaha sukses.
- Jika para siswa di sekolah itu pintar semua, yang bodoh kapan menjadi pintar ?
- Dalam bingkai 2014
- Untuk hari ini
Popular Posts
Halaman
JAM
Diberdayakan oleh Blogger.
.
Read more at http://lenterablogger.blogspot.com/2012/05/cara-buat-burung-twitter-terbang.html#VhwtO3eVvSUhfuDj.99
About Me
Trending Stories
Blog Archive
-
▼
2014
-
▼
Desember
- Karna tidak ada yang tau kapan saat itu tiba
- Dalam bingkai 2014
- "yang penting kemauan ini nggak bakal ilang"
- Pilihlah dengan sungguh-sungguh
- Dua fungsi
- Terus berkarya dengan kekurangan dan kelebihan yan...
- Apa prestasiku ?
- Kepo dulu baru alay..
- Proses atau hasil akhir ?
- Kelebihan Sederhana
- Daya Tarik Taman Reptil
-
▼
Desember
0 komentar: