Sabtu, 03 Januari 2015

Profil 5 Remaja

By Unknown   Posted at  07.59   No comments

Bella Fatmala, remaja berumur 18 tahun ini memiliki pengalaman yang sangat mengesankan. Dia dapat menghabiskan waktunya di Jepang selama satu minggu, tanpa sepeser uangpun keluar dari kantongnya.  Awalnya ia bersama kedua temannya mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba debat Bahasa Inggris, yang akhirnya meraih peringkat ke-2 sekabupaten. Keahliannya dalam berbahasa Inggris dan kepiawaiannya menari serta menyinden, merupakan modal utama dipilihnya untuk mewakili DIY ke Jepang. “Enggak nyangka bisa jadi salah satu dari tiga perwakilan DIY”
Dia tidak sendiri, dia berangkat bersama teman-teman barunya, dari seluruh perwakilan Indonesia. Dalam acara JENESYS2.0 (Japan ASEAN Oceanian Student and Youth Exchange) ini dia bersama teman-teman lainnya memperkenalkan budaya Indonesia dengan menari Sajojo. Ia mengaku sangat bahagia dapat berkunjung ke Jepang berkat prestasi yang dimilikinya. Ibunya yang sehari-hari berjualan jamu, mengaku sangat bangga dengan Bella.
Karna pengalamannya ini, dia memiliki teman baru dari beberapa negara. Tak hanya itu, ia mengetahui secara langsung budaya orang Jepang, mengetahui ibadah agama Sinto, merasakan makanan khas Jepang, dan masih banyak lagi. Siswi kelas 3 di SMK 2 Depok/STM Pembangunan Yogyakarta ini mengatakan bahwa pengalaman yang paling mengasyikkan adalah saat berjalan-jalan malam di kota Tokyo. Sedikit oleh-oleh dibelinya untuk teman-teman dan gurunya. “Disana mahal-mahal, orangtua nggak minta oleh-oleh, jadi nggak beliin buat mereka. Hehehe” ungkapnya.


 Remaja kelahiran Bantul, 3 Oktober 1997 ini adalah salah satu siswa SMK Pelayaran Putra Samudra Yogyakarta, Endro Kiswanto namanya. Remaja yang memiliki hobby berenang ini sudah berkeinginan melanjutkan pendidikannya di SMK Pelayaran sejak duduk di bangku SMP. Berbagai usaha dia lakukan untuk dapat bersekolah di sekolah yang didamba-dambakannya itu. Dia merasakan berbagai perubahan semenjak sekolah di SMK ini, menjadi selalu disiplin dalam berbagai hal serta dituntut bergerak cepat.
            Apel pagi setiap harinya serta latihan fisik setiap hari Rabu dan Kamis, menjadi agenda yang tak boleh dilewatkan. Jalan jongkok serta berlari keliling kompleks sekolah menjadi hal yang biasa baginya. Ketertiban dan ketertiban harus selalu dilaksanakannya. “Disana peraturannya ketat, semua ada sanksinya” katanya. Tak jarang ia melihat temannya dihukum push up karna menggunakan sepatu yang tidak disemir.
            Untuk meraih cita-citanya sebagai seorang pelaut profesiona, berbagai sertifikat harus didapatkannya. Di tingkat dua ini, dia harus mendapat sertifikat simulator. Sertifikat praktek laut juga harus dimilikinya, dan masih banyak sertifikat lainnya yang harus dimiliki. Seluruh sertifikat yang dia miliki sejak sekarang, merupakan syarat untuk dapat berlayar
           

 
Nilam Ayu Wulansari, remaja berumur 17 tahun yang memiliki bakat menari. Untuk mengembangkan bakat menarinya, dia melanjutkan pendidikan di SMKI Yogyakarta. Mengambil jurusan tari tentunya. Dengan berbagai tes yang dilalui, akhirnya dia dinyatakan lolos dan menjadi siswi SMKI. Berbagai pengalaman ia miliki, mulai dari lomba menari hingga ikut meramaiakan beberapa acara, salah satunya adalah Ulang Tahun kota Madiun.
            Selain belajar menari di sekolah, ia juga bergabung di sanggar Tari Bali yang berada di Kota Gede. Dengan bakat yang ia miliki, berbagai job sering didapatkan, di dalam maupun luar kota. Ia mengaku sangat senang apabila mendapat job. Pengalaman yang diperoleh serta beberapa uang yang di dapatnya menjadi alasan utamanya.
            Pengalaman lucu juga pernah didapatnya. Saat itu ia tampil di Borobudur, karna terburu-buru ia lupa memeriksa kembali properti yang akan digunakannya. Ternyata tanpa disangka topeng yang akan digunakannya hanya memiliki satu tali. Kepanikan terjadi saat pertengahan perfom, karna saat itulah ia baru menyadari akan hal ini. Topeng yang seharusnya dipakai, dengan spontan dileparnya, sehingga menimbulkan suara yang lumayan keras. “Penonton kelihatan sangat bingung, aku jadi malu” katanya. Tak disangka, remaja yang sangat hobby menari tari angguk ini memiliki cita-cita sebagai pramugari.

            Candra Bayu Sulistiyo, remaja berusia 16 tahun ini memiliki hobby sepak bola sejak kecil. Sejak duduk di kelas 4 SD, dia bergabung dengan club SSB Mas yang berada di Yogyakarta. Berbagai perlombaan sepak bola diikutinya. Dia dan timnya pernah menjuarai lomba antar club sepak bola di Yogyakarta, dan hasilnya sangat memuaskan, juara 1 diraihnya. Karna kemenangan timnya itu, mereka mendapat kesempatan mengikuti lomba tingkat Nasional di Jakarta. Lomba kali ini tidak menghasilkan hasil yang memuaskan. Dia dan timnya pun harus kembali ke Yogyakarta tanpa membawa meraih gelar juara. “Seneng bisa ikut lomba-lomba, kan kalo menang kadang-kadang dapet tas, sepatu, sama kaos kaki, lumayan semuanya bermerek, dapet uang juga. Hehe”
            Setelah lulus dari SMP ia sudah tidak lagi bergabung dengan SSB Mas. Ia berusaha keras agar dapat melanjutkan ke sekolah yang diimpikannya, SMA N 1 Sewon. Lari-lari dengan jarak yang tidak dekat selalu dia lakukan saat sore hari. Akhirnya segala usaha yang di lakukannya itu berbuah manis. Ia diterima menjadi siswa SMA N 1 Sewon setelah mengikuti berbagai macam tes. Sekolah itu memiliki kelas khusus olahraga (KKO) sehingga apabila dia dapat menjadi siswa di sekolah ini pastilah akan lebih mendukung hobby sepak bolanya itu.
            Namun, keinginannya untuk masuk di kelas sepak bola harus dikuburnya dalam-dalam, ini dikarenakan berat badannya yang kurang ideal dengan tinggi badannya. Dan diapun memilih untuk mengambil kelas volly. Dia mengaku kemampuannya dalam olahraga volly sangat jauh dibawah teman-temannya. Namun, dia tak pernah menyerah untuk mengejar ketertinggalannya itu.


Linda Puspita Arum Sari, remaja berumur 18 tahun ini kini duduk di bangku kelas 2 SMK Muhammadiyah 2 Moyudan. Sejak beberapa bulan lalu, ia selalu menghabiskan waktunya di rumah. Sehabis pulang sekolah, ia tetap dirumah untuk membantu pekerjaan orangtua dan mengasuh adiknya yang berumur jauh dibawahnya. Ia jarang sekali menghabiskan waktunya untuk keluar rumah.
            Beberapa bulan yang lalu, saat hari hampir petang, ayahnya berbaring ditempat tidur. Berbeda seperti biasanya, pandangan ayahnya kosong. Dia hanya diam seperti memendam banyak pikiran. Kejadian ini pun membuat keluarga ini sangat bingung. Untung saja, tetangganya menawari bantuan untuk mengantarkan ayah Linda menuju Rumah Sakit.
Beberapa hari kemudian, hasil lab dari tes darah yang di lakukan menyatakan bahwa ayahnyan terkena gagal ginjal. Sejak itu ayahnya rutin cuci darah dan kini selalu melakukan cuci darah sebanyak dua kali dalam seminggu. Lama kelamaan kondisi ayahnya terus melemah. Badannya menjadi kurus, mudah sesak nafas, mudah marah, dan mudah merasa pusing. Karna itulah kini ayahnya tidak lagi bekerja dan hanya ibunya yang bekerja sebagai penjual sayur keliling.

            Karna hal ini Linda ingin cepat bekerja untuk membantu ekonomi keluarga dan tidak terfikir di benaknya untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Memang biyaya cuci darah telah ditanggung BPJS namun, oksigen yang harus dibeli kurang lebih seminggu sekali dengan uang sendiri, dan menu makanan ayahnya yang tidak bisa sembarangan, menghabiskan biyaya yang tidak sedikit. Ditambah lagi dengan biyaya sehari-hari keluarga ini. Harapan Linda hanya satu, ia hanya ingin ayahnya sembuh kembali lagi seperti sediakala.

About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

0 komentar:

Back to top ↑
Connect with Us

    JAM

    Diberdayakan oleh Blogger.
    .
    Read more at http://lenterablogger.blogspot.com/2012/05/cara-buat-burung-twitter-terbang.html#VhwtO3eVvSUhfuDj.99

What they says

© 2013 afi's blog. Distributed By Blogger Themes | WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.